Linkedin Instagram

Pages

  • Home
  • About
  • Contact

SEVY KUSDIANITA

let me tell you a story, about you and me falling in love deeply

Penuh cerita
Luka
Cinta
Sakit
Bahagia
Tawa
Tangis
Kebingungan hati
melangkah lebih lebar
pemberontakan
terbukanya mata
semakin lebarnya ruang hati
mengejar cinta
mengejar cita
setia
tanpa syarat
darah
penolakan
dekapan
ikhlas....

aku buka lagi lembaran baru untuk mengisinya dengan cerita-cerita cinta... cerita tentang aku, kau, dan mereka

Love,
Sevy
December 31, 2011 No comments
911
sebuah nomor emergency call ku ketik di layar ponselku, berharap ada yang menjawab.
Tuuuttt.... Tuuutttt.... Tuuutttt...
Menunggu...
Tuuutttt.... Tuuutttt.... Tuuuttttttt....
Menunggu... Menunggu...
Tuuutttt.... Tuuuttttt.... Tuuuttttttttt....
Tak ada yang menjawab.
Aku lemas, tak berdaya. Darah sudah mengucur deras dari nadi yang tak sengaja ku potong.
Pandanganku kabur. Napasku tersengal.

911


December 29, 2011 No comments
How Close. Tentang seberapa dekat. Dekat memang, seperti menyatu dengan darah, seperti menyatu dengan nadi.
Mendengarkan dan didengarkan, memahami dan dipahami, membutuhkan dan dibutuhkan.
Jantungku dan jantungmu, berdetak dengan irama yang sama dan interval yang sama.
Mengingatkan tentang kontinuitas. Kesinambungan.
Seperti detak jantung, selalu ada dan berkesinambungan. Tetap pada interval yanig sama.
Namun jika suatu hari tidak seperti itu, bukankah rasa sakit yang ada?
Ya, saat ini jantungku tidak berdetak pada intervalnya. Aku tak pernah tahu terlalu cepat atau terlalu lambat.
Ah, aku tak pernah sempat mengetahuinya. Hanya saja tiba-tiba aku terkejut dan merasa sakit.
Apa kau juga merasa begitu, saat jeda itu terbentuk, saat spasi itu tiba-tiba melebar.
Aku dan kau ibarat arsitek dalam sebuah robot kehidupan. Mengatur segalanya.
Hanya saja aku tak pernah benar-benar tahu, apakah aku arsitek utama atau hanya asisten arsitek bagimu.
Aku masih mencari cara menjaga jantung ini tetap berdetak pada irama dan intervalnya, mengalirkan darah yang volumenya sama pada nadi, mengalirkan oksigen yang sama pada paru-paru dan otak, agar aku tak perlu sakit lagi saat kau membentuk sesuatu yang tak pernah ada dan membuatku terkejut.
Kontinuitas, nyatanya itu yang aku butuhkan. Membentuk suatu kesinambungan dalam proyek kehidupan kita. Supaya jantungku benar-benar tak berhenti berdetak.
December 28, 2011 No comments
untukmu, aku bangga
melihatmu kukuh dengan jalan yang kau pilih
melihatmu berjuang demi kemuliaan
aku bangga

melihatmu menapak tangga itu
aku bangga
kau... aku bangga padamu

*untukmu yang kuberi salah satu favoritku
December 25, 2011 No comments
Harus ada spasi untuk bisa dibaca
Harus ada jeda untuk bisa dipahami
Tapi haruskan pergi untuk bisa diinginkan dan dibutuhkan?

Saat kau melepaskanku, aku takut
Takut jika kamu tak akan menarikku lagi

Saat kau menarikku lagi ke duniamu, aku takut
Takut kalau kamu melepaskanku lagi, meninggalkan semua yang telah ku miliki

Aku ingin bergeming saat ini, menikmati keegoisan diri
Menunggu bom waktu meledak,
meledakkan semua rasa egois yang ada

Aku cukup tahu bahwa aku berarti
dan kamu pun cukup tahu bahwa kamu berarti

Hanya tinggal menunggu, menikmati keegoisan diri
melihat apa yang akan terjadi
December 25, 2011 No comments
"Ketika dirindukan tanpa alasan, ketika diinginkan hadirmu tanpa alasan.
Pada saat itulah kau merasa hadirmu didunia ini memiliki makna
Pada saat itulah kau begitu dicintai, dicintai sepenuh hati."


(Sevy, 2011)
December 13, 2011 No comments
Tak cukup rasanya jika hanya memakai pensil untuk melakukannya
Bahkan krayon atau cat minyak yang berwarna-warni pun tak mampu mewakili
Melukiskan kamu itu perlu kerja keras
Perlu menatapmu untuk tahu bagaimana bentukmu
Perlu menyentuhmu untuk tahu teksturmu
Perlu memelukmu untuk tahu kesempurnaan hangatnya suhu tubuhmu
dan perlu darah untuk merasakan sakitnya tak ada kamu.

Mari sini, biarkan aku melukis kamu dalam lukisan hidupku.
December 11, 2011 No comments
Theatre itu gedung bioskop. Di mana film-film terbaru diputar dan saling berlomba menuju tangga box office.
Tapi bagiku tempat itu mengandung keajaiban.
Aku suka ke sana, sendiri atau bersama teman-teman.
Tapi entah mengapa, akhir-akhir ini aku suka pergi nonton sendiri. Apalagi jika keadaan hati ini sedang tidak menentu.
Bagiku tempat itu tempat untuk tertawa, menangis, menghujat, dan berpikir yang paling oke.
Tapi akhirnya aku menemukan alasan mengapa aku suka nonton sendirian.
Karena aku ingin menangis tapi tidak sendiri namun tidak diketahui orang lain.
Saat menangis di sana, aku lega.
Ada orang lain disampingku, meskipun asing.
Setidaknya aku tidak sendiri bukan.
Ini terapi baru.
Dan ku mohon, jangan menghakimi terapiku ini.
Karena aku sedang menikmatinya.
December 10, 2011 No comments
aku suka aroma air menyentuh tanah kering
aku suka geletuk air mengetuk atap
aku suka duduk di dekat jendela
menikmati tetes-tetes hujan
menikmati dinginnya kaca karena embun
bersamamu dan secangkir kopi yang menemani kita
aku suka genggaman erat tanganmu yang menghangatkanku
seakan memberikan setitik hangatnya matahari ke dalam hatiku
dan aku suka mendengarkan suaramu, menceritakan suatu kisah
di tengah suara hujan yang berisik
dan kini aku menggenggam tanganmu ketika kau jenuh
ketika kau terluka
dan ketika kau menangis
aku menarikmu ke tengah derai hujan, dan berkata
'mari menari bersama hujan,'
dan aku pun melihatmu tertawa
dan aku suka melihat tawa itu





*Ini tulisan lama, hanya ingin berbagi lagi.
*Ingatlah, tanganku selalu menggenggam tangamu jika kau membutuhkannya.
December 10, 2011 No comments
"Seberapa penting aku?"
Itu adalah pertanyaan yang sangat kekanakan. Tapi aku mempertanyakannya.

"Siapa aku bagimu?"
Seakan aku tak percaya padamu bahwa aku berarti. Tapi aku masih saja mempertanyakannya.

"Aku lelah dengan semua orang yang memanfaatkanku"
Aku mengeluh, lagi dan lagi. Ini kekanakan bukan?

"Aku ingin dirindukan tanpa alasan"
Tapi alasan itu selalu ada disetiap hal bukan? Aku bodoh kalau menginginkan itu.

Lalu kau berkata,
"Hentikan pertanyaan-pertanyaan bodohmu itu. Kau penting."

Aku menangis tanpa suara dan air mata. Agar kau tak pernah tahu bahwa aku bersyukur mendengarnya.
December 10, 2011 No comments
"Aku lupa bagaimana rasanya dirindukan.
Dirindukan tanpa alasan, ditunggu tanpa alasan.
Aku lupa rasanya."
December 08, 2011 No comments
Pena ini menggoreskan cerita aku dan kamu
menuliskan setiap pertemuan
menggoreskan setiap rindu yang tak terbaca
membisikkan setiap cinta yang tak terungkapkan

Pena ini menggoreskan cerita aku dan kamu
menuliskan setiap perpisahan
saat aku memandang dirimu yang semakin jauh
membisikkan pada angin agar kau tahu aku menunggumu

Pena ini menggoreskan cerita aku dan kamu
menuliskan penantian
melukiskan jarak yang tak pasti
menggambarkan takdir yang masih diambang keniscayaan

Aku ingin kau tahu
bahwa aku tak harus menunggu keretaku lagi
bahwa aku sudah memiliki tiket sekali jalan
tiket pulang kepadamu
December 08, 2011 No comments
Sebuah jalan, lebar dan penuh batu. Kadang lumpur yang tergenang akibat hujan
Kadang mulus, kadang sangat terjal.
Merah, putih, kuning, dan hijau.
Akan sangat memukau jika terjalin bersama.
langit itu menakjubkan jika warna-warna itu berkesinambungan. membentuk dimensi lain yang mungkin ingin kutapaki
tapi tidak di jalan itu.
warna-warna itu berjalan sendiri-sendiri, menantang dan membebat satu sama lain.
kusut dan penuh lumpur. aku tak suka, aku jijik melihatnya.
lalu bagaimana ini? siapa yang akan merapikannya?
menjadikan warna-warna yang rapi dan indah
hingga aku terpukau lagi.
jalan itu berbatu
jalan itu berlumpur
tapi mungkin masih ada asa untuk menjadikannya seperti tangga pelangi

*untuk semua orang yang menapak jalan itu
*untuk sahabatku yang peduli untuk menjadikan jalan itu jalan terindah bagi hidupnya
December 06, 2011 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me




a wanderer, in a past time and to the future
a reader, who suddenly stop to laughing or crying
once an editor, who loves to read so much


Blog Archive

  • ►  2018 (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2016 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  March (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (4)
    • ►  November (4)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2012 (41)
    • ►  December (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (4)
    • ►  May (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ▼  2011 (42)
    • ▼  December (13)
      • 2011
      • Emergency Call
      • Not How Close, But Continuity
      • Proud of You
      • Egois
      • Tanpa Alasan
      • Melukiskan Kamu
      • Theatre
      • Mari Menari Bersama Hujan
      • Bodoh
      • Lupa
      • Pena
      • Jalan Itu
    • ►  November (5)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  April (4)
    • ►  January (2)
  • ►  2009 (10)
    • ►  July (1)
    • ►  May (9)
  • ►  2008 (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (3)

Pageviews

Cuap-Cuap

Tweets by SevyKusdianita

Created with by ThemeXpose