Entah sudah berapa banyak saya berbicara tentang mimpi. Rasanya sejak saya memiliki halaman blog ini saya sudah membicarakan tentang mimpi. Saya ini pemimpi, bahkan bapak saya pernah bilang 'kamu kebanyakan mimpi'. Ah iya, saya memang kebanyakan mimpi.
Saya pernah bermimpi pergi keliling dunia. Taukah bagaimana saya mewujudkannya? Saya mengajukan permohonan paspor tanpa saya tahu kapan atau ke mana saya pergi berkeliling dunia. Orang bilang, saya impulsif. Tapi saya bilang, saya sedang berdoa untuk terwujudnya mimpi saya. Tahukah apa yang terjadi? Setahun setengah dari pembuatan paspor itu, saya benar-benar pergi keluar negeri. Bahkan saya pergi ke tiga negara pada tahun yang sama. Pada tahun-tahun berikutnya saya masih punya mimpi keliling dunia.
Saya pernah bermimpi untuk menulis seumur hidup saya, atau lebih tepatnya menjadi bagian dari proses kreatif sebuah buku. Orang bilang menulis itu tidak banyak penghasilan, tidak punya jadwal gajian yang tetap, dan kerjanya selalu berkhayal. Saya sempat berhenti untuk mewujudkannya, mencoba menjadi 'normal' dengan mengejar karir kantoran dengan gaji tinggi dan tetap. Tetapi ternyata saya tidak menikmatinya. Saya pun kembali lagi impulsif, bekerja di bidang kreatif dengan gaji yang cukup untuk bayar kosan. Menyesal? Saat ini belum, saya masih dalam tahap sedang senang-senangnya. Bakal menyesal? Ngga tahu, belum kelihatan.
Masih punya mimpi? Masih. Banyak pula.
Saya masih ingin terus jadi pemimpi, hidup dalam mimpi, dan menikmati mimpi. Biar apa? Biar saya bahagia.