Ah, aku jatuh cinta.
Setidaknya aku bisa mengenali perubahan detak jantungku saat mendengar namamu. Setidaknya aku menyadari berapa kecepatan detak jantungku saat kamu menatap mataku dengan sorot jenaka yang manja.
Setidaknya aku bisa menyadari pipiku yang bersemu merah, panas, dan hampir terbakar saat kamu menyunggingkan senyum separo dibibirmu. Ah iya, aku penasaran mencecap rasa bibirmu.
Aku tahu apa yang terjadi padaku saat aku ingin terus bersamamu, meskipun aku dan kamu sama-sama sadar kita sudah duduk di meja untuk berdua di coffee shop favorit kita sejak lima jam yang lalu. Aku tak ingin kamu menyudahi percakapan hangat itu dan mengajakku pulang.
Aku juga tahu apa yang terjadi padaku ketika kamu memintaku memelukmu disaat kamu patah hati. Aku ingin menahanmu di sana, di lengan dan pundakku.
Hei, apakah kamu bisa mendengar detak jantungku yang berpacu saat kamu mengatakan rindu setelah kita bertengkar?
Kamu selalu membuatku ingin tahu tentang harimu, tentang apa yang kamu lakukan seharian ketika tidak bersamaku.
Kamu selalu membuatku penasaran bagaimana rasanya menggenggam tanganmu di depan umum saat kita berjalan beriringan, ingin tahu rasanya mengamit lenganmu saat lensa kamera menangkap gambar kita. Aku ingin tahu.
Tapi, ini apa?
Jantungku mulai berdetak normal, 80 kali per menit, saat kamu menatap diriku yang terpisah oleh jendela restoran tempat kita berjanji untuk bertemu. Meskipun aku tahu, diriku menggebu untuk segera menatap wajahmu dari dekat. Ingin segera kau memperkecil jarak yang pernah mempermainkan kita.
Tapi ini apa?
Aku tidak bisa merasakan panas di pipi, aku pun bisa merasakan pipiku tak lagi memerah saat kamu menyunggingkan senyum separo dari bibirmu. Meskipun aku tahu, aku mati-matian ingin melihat senyum itu.
Tapi ini apa?
Aku tidak lagi terlalu menggebu ingin tahu tentang harimu, saat kita berbicara lewat gelombang. Meskipun aku tahu aku rindu mendengar suaramu setiap hari. Aku rindu namamu muncul di ponselku setiap waktu.
Aku tidak lagi memahami apa yang terjadi. Aku mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada diriku. Namun yang kutemukan hanyalah yang tak pernah kutemukan namanya.
Jogja, 25 Oktober 2013
Aku masih merindu