Tolong saya. Ini yang pertama kali saya ucapkan dalam hati ketika mengalami hal yang benar-benar mengguncang saya kemaren. Tolong saya. Tolong saya.
Sudah lama saya memiliki krisis kepercayaan, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Saya tidak nyaman jika harus terlalu percaya pada orang, bahkan saya tidak nyaman jika orang lain menaruh kepercayaan pada saya. Tidak hanya orang lain, bahkan saya tidak nyaman ketika hewan peliharaan menaruh rasa percaya yang besar pada saya.
Ada banyak hal terjadi di masa lalu yang membuat saya menjadi seperti ini. Ya, seperti yang sudah banyak diduga. Kesalahan satu orang pada saya membuat saya menarik kesimpulan. Saya tahu kesimpulan ini salah. Tetapi wajar jika saya tidak ingin mengulangi kesalahan itu.
Banyak hal yang terjadi karena hal ini. Mungkin orang membenci saya, karena mereka merasa tidak dibutuhkan atau tidak dipercaya.
Saya mencoba mengatasi hal ini dengan mengadopsi satu hewan untuk membantu saya. Kali ini pun saya menghancurkan sendiri usaha saya karena hal-hal yang saya takutkan bisa terjadi. Mengembalikan hewan yang saya adopsi memang bukan hal yang benar, saya menghancurkan komitmen yang saya buat dengan lembaga adopsi tersebut. Saya sadar bahwa saya akan dihujat oleh aktivis animal welfare manapun. Saya sejujurnya tidak takut dihujat. Saya lebih takut hewan tersebut tidak mendapatkan kasih sayang optimal dari saya. Saya lebih takut dia merasa dibuang oleh saya, meskipun secara fisik dia bersama saya. Saya lebih takut pada sorot mata hewan daripada tatapan penuh hujat dari manusia. Oleh karena itu saya kembalikan hewan tersebut pada orang yang lebih baik daripada saya.
Tolong saya. Tolong saya. Saya tidak tahu pertolongan apa yang saya butuhkan. Tolong saya.