Sesak, rasanya begitu sesak.
Ada suara dalam kepala, mendesak segala hal
Ada rasa dalam dada, menghimpit raga tak bisa bernapas
Aku ingin sekali pergi, jauh. Sangat jauh.
Ke tempat yang tak seorang pun mampu menemukanku. Termasuk kamu.
Padang kebebasan.
Supaya aku bisa bernapas lagi.
Supaya aku menemukan alasan untuk pulang.
Jika aku tak kunjung pulang, ku mohon temukan aku. Mungkin saja di sana aku tersesat.
Ingatkan aku tentang kamu, seluruh alasanku untuk pulang
Ingatkan aku untuk mengembalikan bagian dirimu yang ku bawa saat aku menghilang
"Beberapa orang takut mengalami penolakan. Beberapa yang lainnya justru takut menghadapi penerimaan"
Tidak kah kamu tahu tentang hal itu? Tentang penerimaan dan penolakan.
Jika kau ingin tahu tentang ketakutan akan penolakan, lihatlah ke dalam dirimu. Kau akan menemukannya.
Jika kau ingin tahu ketakutan akan penerimaan, lihatlah aku dan tanyakan padaku.
May 25, 2013
No comments
Saya mulai membenci banyak hal yang dulu selalu saya lakukan.
Saya benci menyetir di malam hari, lampu-lampu kendaraan membuat mata saya silau. Pengelihatan saya tidak baik, gelapnya malam memperburuknya. Udara malam selalu mencubit tubuh saya hingga sakit.
Saya benci makan sendirian, itu mengingatkan saya pada hari-hari sepi di rumah sakit.
Saya benci aktivitas tinggi, itu membuat saya sakit. Semakin sakit ketika saya tahu kamu tidak pernah benar-benar ada di dekat saya.
Saya benci ketika hari-hari merindu datang. Karena saya tahu rindu saya tidak akan berbalas.
Saya rindu tangan hangat yang membelai punggung saya ketika saya sakit.
Saya rindu dekapan hangat pada malam hari di ranjang rumah sakit yang dingin.
Saya rindu usapan menyembuhkan ketika jarum infus menyiksa tangan.
Saya rindu ibu.
Saya benci merasakannya. Saya tidak suka.
May 20, 2013
No comments