Ada yang sakit di hati
Ada yang berkecamuk di pikiran
Entah harus memulai dari mana
Entah harus seperti apa
Bukan yang pertama, bukan pula yang terakhir
Idealisme selalu bertabrakan dengan realita
Apakah benar sedang bermimpi?
Jika benar, adakah pangeran yang mengecup untuk menyadarkan realita
Ah, kau bermimpi lagi! Kata realita.
Tamparlah aku. Tampar lebih keras.
Jika aku tak bangun, tetapkah kau memintaku tak bermimpi lagi?
Bolehkah aku lelah kepadamu, realita?
Bolehkah aku menjadikan mimpiku nyata sepertimu?
Hingga kau tak lagi menamparku, namun kau akan mengecupku dengan mesra