Alexandria, 9 Oktober 2014
Untukmu, tempat ku menjatuhkan hatiku
@Montazah Palace, Alexandria photo taken by Desty Ardian |
"Apa hobimu?" aku bertanya padamu di suatu hari yang basah karena hujan. Kau ingat? Kau sedang menekuni sebuah buku tentang perjalanan sebuah kelinci porselen waktu itu. Pandanganmu menjauh dari deretan kata dihadapanmu, menatapku dengan kedua alis yang menyatu. Seakan aku menanyakan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya.
"Membaca," jawabmu, kemudian berkedip dua kali lalu kembali menekuni bukumu. Aku masih ingat, kau membuat napasku berhenti sedetik ketika kau melakukan itu. Seperti kata orang, ribuan kupu-kupu menggelepak di perutku.
"Mengapa?" aku bertanya lagi. "Bisa membawaku keliling dunia," kali ini kau menjawab tanpa mengalihkan pandanganmu dari cerita fantasi itu.
"Aku ingin pergi ke Alexandria," cetusmu suatu hari sambil menatap langit. Sebuah buku menelangkup di dadamu, naik turun mengikuti setiap hembusan napasmu. "Mengapa? tanyaku. Kau pun menceritakan tempat yang kau ketahui dari buku yang baru saja kau baca, berapi-api, dan rinci. Kau membawaku ke Alexandria saat itu juga lewat kata-katamu.
Kini, aku berada di Alexandria. Langkahku menyusuri pedestrian tepi pantai dari Laut Mediterania. Mataku menyusuri Benteng Qaitbay, melihat dengan jelas apa yang pernah kau ceritakan tentang tempat itu. Tanganku menyusuri setiap punggung buku yang ku temui di Bibliotheca Alexandria. Dan aku melihat senja yang kau ceritakan di Taman Montazah. Semuanya persis seperti yang kau bacakan dari buku, seakan menyembul begitu saja, muncul tiba-tiba.
Aku jatuh cinta, di Alexandria. Sepertimu yang jatuh cinta pada tempat ini hanya dari buku yang kau baca. Aku jatuh cinta, di Alexandria. Mengingatkanku tentang hatiku yang jatuh begitu saja kepadamu.
Aku jatuh cinta, di Alexandria. Meskipun kau meninggalkan hatiku kosong sekian tahun, menunggumu pulang.
Aku jatuh cinta, di Alexandria. Meskipun aku menggenggam angin saat menyusuri pedestrian tepi pantai.
Biarkan aku merindu di Alexandria. Mengingatmu yang pernah menciumku di koridor perpustakaan kampus yang lenggang.
Biarkan aku merindu di Alexandria. Mengingatmu yang pernah menyandarkan kepala di bahuku, menikmati senja kesukaanmu dan angin laut favoritku.
Biarkan aku jatuh cinta sekali lagi, di Alexandria. Seperti aku yang jatuh cinta padamu ribuan kali.