Linkedin Instagram

Pages

  • Home
  • About
  • Contact

SEVY KUSDIANITA

let me tell you a story, about you and me falling in love deeply

Jika kau memang ingin melindungiku, tetaplah di sampingku. Jangan menjauh, meskipun kau tahu aku akan terluka jika kau tetap di sampingku

Aku rasa kau ingat betul apa yang pernah ku katakan tentang melindungi, dan aku rasa kali ini kau benar-benar melakukan apa yang pernah aku katakan. Entah itu hasil refleksi kesalahan yang pernah kau lakukan terhadapku, atau  kau memang menganggap kata-kataku benar. Apa pun itu, aku tetap senang kau melindungiku kali ini.
Ini akan berat, kataku pada diri sendiri ketika memulai suatu hal yang belum pernah aku lakukan. Kau selalu melihatku sebagai perempuan pemberani yang mampu menaklukkan apa pun, termasuk diriku sendiri. Maafkan karena ternyata aku meninggalkan kesan seperti itu kepadamu. Sejujurnya aku takut, aku selalu ketakutan ketika aku harus masuk ke dunia yang tidak pernah aku injak. Aku selalu takut untuk melangkah. Alasan mengapa pada akhirnya aku memberanikan diri adalah, karena aku tahu kau akan selalu ada di dekatku, melindungiku dari rasa takutku sendiri, membuatku mampu melakukan apa pun hanya karena kau percaya aku akan mampu melakukannya. Kau meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Seperti ketika aku harus masuk lagi ke dunia yang pernah melukaiku. "Ada aku," katamu waktu itu. Ku kira kau tidak sungguh-sungguh dengan kalimatmu itu, dan ku kira kau akan meninggalkanku terluka sendirian lagi seperti waktu itu. Aku terkejut, kau tidak meninggalkanku. Kau tetap bersamaku dari langkah pertama hingga terakhir.
Kau tidak pernah merangkul bahuku untuk menguatkan. Kau juga tidak pernah menggenggam tanganku untuk menenangkan. 
"Kita makin pintar berkomunikasi," katamu suatu hari. 
"Hanya dengan tatapan mata, aku selalu tahu apa yang kau pikirkan dan anehnya aku juga punya pikiran yang sama," aku menambahkan. Kau mengangguk sambil tersenyum.
Ya, hanya dengan tatapan sedetik itu, aku akan selalu tahu kau sedang menguatkan dan menenangkan. Aku tahu.
Aku selalu tahu, kau masih akan terus melindungiku.
December 25, 2013 No comments


Kata orang, ada jeda diantara kereta terakhir dan kereta pertama yang beroperasi pada hari itu, jeda ketika orang-orang memutuskan akan mengunggu atau tidak. Jika kamu ada diantara waktu itu, apa kamu juga akan seperti mereka? Memutuskan akan menunggu atau tidak.
Berada diantara jeda berarti selalu tentang kebimbangan, hatimu telah memilih namun tampaknya tidak semua sepakat dengan pilihan hatimu itu. Apakah itu yang membuatmu gamang? Atau mungkin apa itu yang membuatmu terluka?
"Ada yang belum terselesaikan" katamu, "Ada yang belum terjawab" katamu sekali lagi.
Sampai kapan kamu akan memakai alasan itu untuk tetap mengisi waktumu dengan kegamangan yang tiada batas itu?
Kamu mengingat setiap jengkal kenangan yang ada. Kamu menapak satu per satu jejak kenangan itu di setiap sudut kota ini. "Aku tidak bisa meninggalkannya", kamu terjebak lagi.
Kamu tidak ingin mengingat setiap khawatir yang ada ketika tak ada pesanmu yang berbalas.
Kamu tidak ingin mengingat setiap perih yang mampir ketika dirinya menggenggam tangan yang lain.
Kamu tidak ingin mengingat bahwa kalian pernah memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri.
Kini kamu berada diantara jeda itu, memutuskan, lalu ragu lagi.
Kamu menunggu, ya, pada akhirnya kamu menunggu lagi kereta pertamamu.
December 15, 2013 No comments
Hei kamu, iya kamu, teman kencan saya. Apa kabarmu? Apakah kamu masih malu-malu ketika saya selalu menyebutmu sebagai teman kencan saya? Apakah kamu masih menyembunyikan diriku di balik punggungmu ketika kamu ketahuan kencan dengan saya? Ah, kamu mengangguk. Kamu memang teman kencan saya, teman kencan sembunyi-sembunyi.
Saya ingin bercerita kepadamu. Akhir-akhir ini saya tidak terlalu bersemangat menjalani hari-hari saya. Energi penuh yang selalu saya miliki, yang sering kau irikan dariku, tiba-tiba saja menguap. Saya benci hal ini. Kemudian saya berpikir apakah ini karena saya kehilangan salah satu sumber semangat saya? Saya kehilangan kamu.
Saya merindukan waktu kamu mengirimkan pesan singkat kepada saya untuk set a date and have some dinner. Ah iya, meskipun tidak makan malam setidaknya kita akan menikmati waktu bersama dengan ditemani kopi kesukaan saya dan cokelat panas kesukaan kamu. Kita akan berbincang apa saja, mulai gosip yang ada di sekitar kita hingga mimpi-mimpi masa depan.
Baiklah saya akui, saya pada akhirnya punya teman baru untuk minum kopi. Namun tentu saja dia sangat berbeda denganmu. Saya tidak akan membandingkanmu dengannya, karena saya tahu kalian orang yang berbeda. Saya hanya akan membandingkan rasa kencan saya ketika bersamamu dan ketika bersamanya.
Ketika saya bersamamu, saya akan sangat bersemangat sekali. Bahkan saya memilih dengan hati-hati pakaian yang akan saya kenakan ketika bertemu kamu. Meskipun kamu tahu saya bukan orang yang suka berdandan, tapi saya akan selalu ingin tampak enak dilihat ketika bersamamu. Saya tidak ingin mendapat tatapan menghakimi dari orang-orang di sekitar ketika bersamamu. Saya pun akan berkali-kali melirik ke jam tangan yang selalu saya pakai di tangan kanan, menunggu kamu yang berjanji menjemput saya pada waktu yang telah kita sepakati. Saya pun akan was-was apakah kamu akan membatalkan secara mendadak janji kencan kita atau tidak. Ya, saya tahu kamu sibuk tapi kamu selalu mampu meluangkan waktu untuk ngobrol denganku meskipun saya harus menunggmu selesai dengan semua pekerjaanmu. Ketika bersamamu pun kita selalu bisa talk some random things.
Berbeda ketika saya bersama orang itu. Saya tidak peduli baju apa yang akan saya kenakan, bahkan saya tidak peduli dengan tatapan menghakimi dari orang-orang di sekitar saya dan dia ketika kami bersama. Saya bahkan tidak peduli apakah dia membatalkan janjinya atau tidak. Saya juga bahkan tidak menolelir segala keterlambatan yang dilakukannya. Saya jadi perempuan sengit yang tidak suka jika kemaunnya tidak dituruti. Satu lagi, saya merasa obrolan yang kami lakukan tidak seimbang. Saya harus menjelaskan hingga hal-hal yang paling sederhana kepadanya. Saya pun akhirnya lebih memilih untuk memainkan gadget yang hampir tidak pernah saya sentuh ketika bersamamu, bahkan saya mampu membaca ketika ada orang lain di depan saya. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan ketika saya sedang ngobrol dengan orang lain. Saya pun membatasi topik pembicaraan ketika bersamanya. Tidak bebas.
Hei teman kencanku, apakah saya ini terlalu jahat ataukah terlalu naif? Hingga saya menutup diri dan tidak memberikan kesempatan?
Ah, proses. Iya, kamu selalu mengatakan bahwa saya perlu proses untuk membuka hati. Ini salah satu proses yang harus saya lakukan bukan?
Ketika kamu berada di dekat saya, saya selalu punya kemampuan untuk berani bermimpi lebih tinggi dan berani memimpikan hal-hal absurd. Saya pun selalu memiliki energi untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Kali ini saya hanya harus membiasakan diri jauh darimu, dan menjaga agar energi-energi itu masih eksis. 
Ketika kamu ada di dekat saya, saya selalu bisa menjadi penyabar untuk mengimbangimu yang meledak-ledak. Hanya saja kali ini saya harus membiasakan sabar itu tetap berada di sana, meskipun kamu tidak ada di dekat saya.
Saya merindukan semua energi yang kamu tularkan kepada saya. Saya juga merindukan cemberutmu ketika saya mulai tidak sabar menghadapi ledakan emosimu. Pada akhirnya, saya merindukan kamu.
Baik-baiklah di sana, teman kencanku. Saya tidak memintamu untuk menggantikan saya sebagai teman kencamu, saya hanya ingin kamu tetap sama atau bahkan lebih baik ketika saya tidak berada di dekatmu.
Ah iya, sampaikan salam saya kepada semua orang yang saya sayangi yang masih ada di tempat yang sama ketika saya pergi meninggalkanmu dan mereka. Sampaikan salam sayang saya kepada mereka.
December 02, 2013 No comments
Halo Zat Maha Dahsyat, terima kasih untuk setiap hembusan nafas dan setiap peduli yang Engkau berikan. Saya berjanji untuk terus memberikan alasan hidup bagi orang tercinta karena saya yakin Engkau akan terus memberi saya alasan untuk hidup. Meskipun hati saya sedang kacau, jangan biarkan saya mengacaukan hati orang lain pula.
December 02, 2013 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me




a wanderer, in a past time and to the future
a reader, who suddenly stop to laughing or crying
once an editor, who loves to read so much


Blog Archive

  • ►  2018 (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2016 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  March (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (1)
  • ▼  2013 (29)
    • ▼  December (4)
      • Tentang Pelindung
      • Berada diantara Jeda
      • Kepada Teman Kencan (2)
      • Halo Zat Maha Dahsyat, terima kasih untuk setiap ...
    • ►  November (4)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2012 (41)
    • ►  December (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (4)
    • ►  May (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2011 (42)
    • ►  December (13)
    • ►  November (5)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  April (4)
    • ►  January (2)
  • ►  2009 (10)
    • ►  July (1)
    • ►  May (9)
  • ►  2008 (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (3)

Pageviews

Cuap-Cuap

Tweets by SevyKusdianita

Created with by ThemeXpose