Linkedin Instagram

Pages

  • Home
  • About
  • Contact

SEVY KUSDIANITA

let me tell you a story, about you and me falling in love deeply

Ada masa ketika kita mengagumi musim panas bersama. Kita duduk di bawah pohon, beralaskan selimut kotak-kotak berwarna merah jambu, dan kotak makan siang yang setengah terbuka di dekat kita. Kau hampir menghabiskan bola nasi tuna buatanku. Saat itu angin berhembus perlahan, menyapu wajah seakan membawa kehangatan dari jauh yang kita tidak pernah tahu asalnya.
Ada masa ketika kita mengagumi musim panas bersama. Kau membawaku ke sungai sedangkal mata kaki yang airnya sebening permata. Melepaskan sepatuku, lalu membuatku merasakan kasarnya bebatuan sungai. Kau bilang padaku kalau bebatuan itu bisa membuat halus kakiku. Aku percaya.
Ada masa ketika kita mengagumi musim penghujan. Kita duduk di toko kue favoritku yang menjual tiramisu kesukaanku. Hujan turun deras sekali di luar sana. Kita bisa melihatnya dari jendela toko yang lebar. Kau bilang, kau suka hujan. Kau suka bau hujan yang bercampur debu.
Ada masa ketika kita mengagumi musim penghujan. Kita berteduh di teras toko yang sudah tutup, menunggu hujan reda. Kau mengaitkan kelingkingmu ke kelingkingku erat, lalu kau bilang kau suka hujan. Mengapa? Karena kau, jawabmu. Lalu kau menciumku.
Ada masa aku menikmati musim panas sendiri, di bilik kamarku. Jendela ku buka lebar-lebar, membawa sinar matahari masuk ke kamar. Angin meniup gorden putih berbunga yang dipasang ibuku. Aku membaca suratmu yang kesekian kalinya.
Ada masa ketika aku menikmati musim panas sendiri, di toko es serut favoritmu di pasar lama. Aku berbincang dengan pemiliknya yang renta namun masih bersinar. Berbicara tentang udara yang panas, masa mudanya yang berharga, lalu berbincang tentang dirimu. Kami tertawa bersama, seperti ketika kau mengajakku ke sini pertama kali lalu mengobrol dengannya.
Ada masa ketika aku menikmati musim penghujan sendiri, di kedai kopi favoritku yang menjual wafel kesukaanku. Asap panas mengepul dari segelas americano yang ku pesan. Aku sedang menulis berlembar-lembar surat untukmu.
Ada masa ketika aku menikmati musim penghujan sendiri, di ruang tunggu bandara. Berkali-kali melihat papan jadwal kedatangan pesawat, menunggu dengan cemas. Jantungku berdebar ketika pesawat yang ku tunggu sudah mendarat. Tak henti-hentinya aku memandangi pintu keluar, satu per satu wajah lelah muncul. Lalu aku melihat wajah yang selalu ingin ku lihat. Kau menghampiriku, lalu menciumku.
February 10, 2014 No comments
"Kalau jadi superhero, kamu ingin jadi siapa?" 
Seseorang pernah menanyakan seperti itu kepada saya, membuat saya berpikir keras untuk menjawabnya. Siapa? Menjadi siapa enaknya?
Kadang saya ingin menjadi Batman, Sang Satria Kegelapan. Punya banyak uang, kaya raya, kuat, bisa membantu siapa saja, dan punya banyak peralatan canggih untuk memberantas kejahatan. Tapi saya memikirkan si Batman ini ketika dia menjadi orang biasa. Bruce Wayne hampir selalu kesepian di rumahnya yang seperti istana. Tak ada orang tua, tak ada kekasih. Jika bukan karena Alfred yang setia melayani dan mendampinginya, tentu tidak akan pernah menjadi Batman yang kuat itu.
Kadang saya juga ingin seperti Spiderman, si Manusia Laba-Laba. Kekuatan yang besar, bisa memanjat, menumpas kejahatan di sana-sini. Namun kehidupan remaja Peter Parker tidak mudah. Kehilangan kedua orang tuanya, lalu pamannya. Dia hanya remaja biasa ketika kostumnya di lepas, remaja yang ingin memiliki kehidupan normal tanpa embel-embel superhero.

"Kalau jadi superhero, kamu ingin jadi siapa?"
Saya mendengar pertanyaan itu lagi. Kali ini saya tersenyum lalu menjawab, "Bolehkah saya jadi orang biasa saja?"
Rasanya menjadi biasa pun tak mudah. Banyak sekali yang membentur di sana-sini, banyak sekali cacat yang saya buat ketika ingin menjadi biasa. Namun akan sangat mudah sekali ketika saya sekali-sekali berlagak seperti superhero.
Saya ingin sekali-kali menghakimi, seperti mereka menghakimi saya. Kelihatannya mudah, namun ternyata perlu keberanian mengambil resiko ketika melakukannya.
Saya ingin marah ketika saya kecewa, seperti mereka marah kepada saya karena mengecewakan mereka. Ternyata tidak mudah, karena mereka semakin memusuhi saya.
Saya ingin menangis ketika saya terluka, seperti mereka yang pernah menangis dihadapan saya meminta belas kasihan karena terluka. Namun ternyata juga tidak mudah, karena keinginan untuk didengarkan selalu tidak sebanding dengan mendengarkan.
Saya ingin tertawa bebas ketika senang. Namun ternyata ada yang tidak bisa tertawa ketika saya sedang bahagia.
Saya ingin menjadi biasa, biasa yang mudah. Sekali saja. Bolehkah?
February 08, 2014 No comments
saya tidak pernah percaya bahwa yang pecah dapat diperbaiki dengan cara merekatkan kembali bagian pecahannya satu per satu. prosesnya memang lama, dan perlu hati-hati dan ketepatan. namun ketika sudah selesai direkatkan lagi, bukankah kita masih bisa melihat bekasnya? itulah mengapa saya tidak pernah percaya kekuatan memperbaiki. 
February 01, 2014 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me




a wanderer, in a past time and to the future
a reader, who suddenly stop to laughing or crying
once an editor, who loves to read so much


Blog Archive

  • ►  2018 (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2016 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  March (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
  • ▼  2014 (20)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ▼  February (3)
      • Ada Masa
      • Biasa yang tak pernah mudah
      • saya tidak pernah percaya bahwa yang pecah dapat ...
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (29)
    • ►  December (4)
    • ►  November (4)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2012 (41)
    • ►  December (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (4)
    • ►  May (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2011 (42)
    • ►  December (13)
    • ►  November (5)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  April (4)
    • ►  January (2)
  • ►  2009 (10)
    • ►  July (1)
    • ►  May (9)
  • ►  2008 (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (3)

Pageviews

Cuap-Cuap

Tweets by SevyKusdianita

Created with by ThemeXpose